Tuesday, February 17, 2009

Obsessive Compulsive Disorder

Dua minggu yang lalu liat Oprah tentang camp terapi untuk penderita Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Trenyuh lihatnya. Dan merasa bersalah juga karena Saya sama Ayahnya Koosha suka banget liat Detektif MONK. Menertawakan penyakitnya yang ngga bisa melakukan kontak dengan kuman, ngga bisa ngga menyentuh sesuatu yang berbentuk pole, ngga bisa hidup berantakan, atau ngga bisa melihat sesuatu berubah dari tempatnya, sekecil apa pun.

Peserta camp itu hidupnya jadi berantakan akibat OCD. Ada yang kehilangan segalanya termasuk anak, isteri, juga pekerjaan dengan gaji enam digit --dalam dolar tentu saja. Yang menarik bagi saya, katanya kita semua punya kecenderungan obsesif --meskipun tidak kompulsif--, in so many range.

Dipikir-pikir sepertinya saya punya obsesi juga nih. Masuk kategori juga ngga, ya?

Tahu kan, ini apa?




Yup, jemuran buat baju Koosha. Saya ngga bisa menjemur di satu sisi semua, baru sisi lain. Jemuran itu harus seimbang, ngga boleh timpang. Jadi, misalnya, satu baju saya taruh di cabang utara, menjemur selanjutnya harus di cabang selatan. Trus satu di timur, next di barat. Pokoknya gimana caranya weh jemuran itu jadi seimbang. Hehe.

Kemudian soal cuci piring. Ini saya sadari sejak sebelum menikah. Saya harus memilah dulu piring besar satu tumpukan, piring kecil terpisah, sendok, mangkok, panci, demikian seterusnya, baru dicuci. Ini dilakukan supaya nanti saya bisa menyusunnya dengan rapih di tempat penirisan (itu loh yang biasanya diletakkan di samping bak cuci piring sebelum masuk rak --in case you don't understand).

Makanya sebelum cucian piring dipilah-pilah saya bisa stres duluan liatnya, apalagi kalau habis kedatangan banyak tamu. Whoah. Tapi sekali dipilah, saya bisa mengerjakannya dengan tenang dan riang.

Hehe, what yours?

5 comments:

Sari Viciawati's Blog February 22, 2009 at 6:14 PM  

hmph... dua bulan yang lalu... aku merasa harus mengunci pintu jurusan berulan2 kali. bahkan aku sampai harus balik lagi dari ojek ke gedung A karena aku merasa belum menguncinya dengan benar. atau aku sudah sampai di lantai satu, aku balik lagi ke lantai dua, ku kunci lagi. kupastikan lagi. kemudian, 3 detik lagi, aku menoleh lagi ke arah pintu, dan ku pastikan lagi... sudah terkunci dengan baikkah pintu itu???

Nazla February 22, 2009 at 7:17 PM  

wuuuu, tanda2 itu. hati2 jgn kebablasan..

Ade Anita February 24, 2009 at 2:33 AM  

hehe, tapi kata dr mahmed, semua orang punya bakat untuk ocd loh. Hanya saja, mereka yang memiliki sebuah kecemasan yang berkepanjangan, OCD akhirnya memenjara mereka. Aku juga nonton Lu tayangan oprah ini. Semula tertarik buat nulis artikel ttg ini tapi keburu kehilangan moment. huhuhuhu

Nazla February 26, 2009 at 7:48 PM  

iya ya mbak, betul memang kata orang2 bijak, segala yang berlebihan itu tidak baik termasuk kecemasan.

Inna Banani April 29, 2009 at 10:05 PM  

gue sama soal jemuran,cucian piring.gue jg harus menyusun uang dari jumlah terkecil sampai ke besar, dari yang paling lecek ke paling kaku,kertas dilipat equal,sampe2 kalo suami nglipet kertas parkir asal bisa tahan napas @_@ tapi tapi tapi laci isi daleman ga bisa rapi sejak share..di acak2 mlulu sama dia padahal ada "sisi gue dan elo"

Blogger templates made by AllBlogTools.com

Back to TOP