Tuesday, October 26, 2010

Ingin Mudah Malah Susah

Ya, seperti umumnya anak dua tahun, yang oleh psikolog anak disebut sebagai umur penuh sejuta topan badai, Koosha juga punya badainya sendiri. Susah dikasih tahu, suka ngatur ini itu sesuka hati dia.

Dede mau pakai baju itu aja. Mau makan ini aja. Ibu jangan pakai baju itu, ayah pakai baju ini aja. Dede ngga mau beresin mainan, Ibu cakep deh (ih, kalimat pesenan nyelip aja).


"Badai" itu termasuk lagi susah disuruh tidur, baik siang atau malam. Biasanya sebelum tidur malam dia main dulu sama ayahnya sementara Ibunya yang kecapekan ngurus rumah tepar dengan kalemnya. Kebetulan kemarin ayahnya lagi lembur, saya yang udah ngga tahan menahan kantuk berusaha ngebujukin Koosha buat tidur,

De, malam itu waktunya tidur, kalau siang baru waktunya main.


Cuma dua kali saya mengulang kalimat itu Koosha mengangguk-angguk lalu pergi tidur. Saya senang bukan kepalang dan langsung melayang-layang ke alam mimpi mengikuti Koosha.

Besoknya, jam 12 siang seperti biasa waktunya Koosha tidur. Saya suruh dia naik ke tempat tidur tapi dia menatap saya dengan wajah serius,

Ibu, malam waktunya tidur siang waktunya main


O My God, saya kaget Koosha ingat kalimat itu. Bukan cuma ingat tapi patuh melaksanakannya. Sepanjang siang saya minta tidur ngga mau dan persis setelah maghrib dan langit sudah gelap dia sigap naik ke tempat tidur dan bilang , Ibu udah malam dede mau bobo. Ngga sampai lima menit dia pun terlelap.


Ffffiuuuh, lain kali ngga boleh asal ngomong lagi nih. Daya ingat anak betulan sangat kuat. Mau mudah saya malah jadi susah. Senjata makan tuan, deh.

Saturday, October 23, 2010

Koosha dan Baju McQueen

Sejak sebelum puasa, foto Koosha di hape dan digicam ada satu hal yang nyaris seragam: Koosha berbagai ekspresi dan baju McQueen.



sekarang satu ban depannya udah copot keseringan dipakai


Cuci-pakai-cuci-pakai-cuci-pakai. Sampai bosan ibunya nyuci baju itu. Kalau diminta ganti nangisnya jejeritan. Kalau ketahuan lagi dicuci dia segera mantau ke tempat cuci baju. Kalau masih direndam, terus-terusan minta segera dicuci terus dijemur. Kalau belum direndam dan ibunya bilang lagi capek ngga mau nyuci, dia ambil sendiri lalu pergi ke tempat cuci baju mau nyuci sendiri! *tarik nafas panjaaang*

Dibelikan baju McQueen yang lain ngga mau. Dibelikan baju Toy Story yang gambarnya timbul seperti itu plus lampu kelap-kelip ngga mau juga (ibunya juga ngga mau sih pakai baju kelap-kelip mah, ayahnya aneh banget sih beliin bajunya).

Sekarang sudah agak mendingan. Mungkin pengaruh ibunya ngga terlalu esmosi kalau minta sesuatu ke dia. Dibujukin pelan-pelan jadi berkurang frekuensinya. Dari setiap hari jadi dua-tiga hari *nyengir*.

Kalau baju itu diumpetin selamanya apa yang terjadi, ya?

Wednesday, October 20, 2010

Saya, Koosha, dan Emosi yang Naik-Turun

Saya bukan termasuk Ibu yang sabar dan telaten. I always dealing with my own anger. Kadang saya lupa kalau anak saya baru umur dua tahun tapi kalau otak saya lagi korslet saya samakan dia dengan anak SD yang sudah paham aturan-aturan.

Anyway, Koosha sakit sejak rabu kemarin. Tepat ketika ayahnya keluar kota empat hari. Saya panik. Ini pertama kalinya saya ngurus anak sakit sendirian. Pertama kalinya juga Koosha kena diare sama demam tinggi plus tiap panas mukanya mendadak bentol-bentol.

Setiap selesai sholat yang saya minta selain kesembuhan Koosha adalah kestabilan emosi diri. Saya butuh sabar, saat sabar saya jadi penuh kasih sayang (eaaaa...). Alhamdulillah saat-saat berdua itu saya mampu menangani Koosha dengan lemah lembut. Rupanya kelembutan saya menular ke Koosha, saat panas tinggi pun dia ngga rewel. Saya jadi terharu dan saat dia tidur saya pun tersedu-sedu. ^^

Tiap menit saat Koosha sakit saya tidak membiarkan otak saya terbang kemana pun. Saya konsentrasi kepadanya. Ya, saya akui setiap hari ada saja saat-saat saya tidak napak bumi. Kadang saya tenggelam di dunia maya, kadang saya asik dengan imajinasi sendiri. Imajinasi yang tidak bisa saya tuangkan ke dalam tulisan tapi berkembang liar seperti sebuah film. Dan ini juga yang membuat saya disconnected sama Koosha. Dan ketika emosi saya tidak nyambung dengan anak, saya tidak melihat anak sesuai dengan umurnya. Dan saat itu pula Koosha jadi rewel dan pemarah.


There, I said it. Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat saya. Semoga tulisan ini menjadi bagian dari proses penyembuhan saya.


Jadi begitu, empat hari itu saya berjuang untuk fokus. Dan rasanya mengasuh justru lebih enteng. Yang menakjubkan lagi Koosha mau minum obat tanpa dipaksa. Biasanya saya dan ayahnya Koosha memangku dia, menutup hidungnya dan memaksa dia minum obat. Jelas sulit, Koosha stres dipaksa akibatnya obat bukannya masuk malah dimuntahin. Selama ini yang bikin ribet pas Koosha sakit memang bagian sulit minum obat. Makanya walau kena bakteri pun ngga saya minumin antibiotik. Antibiotik kan harus habis, sementara saya sudah stres duluan kalau minumin Koosha obat.

Kemarin saya coba cara lain, membujuknya minum obat pelan-pelan. Saya duduk sejajar dengannya, saya tatap matanya, usap-usap kepalanya, dan saya puji-puji dia. Saya bilang kalau minum obat jadi cepat sembuh dan nanti bisa main lagi ke BEC lihat eskalator dan Lift. Ajaib, dia mau minum sendiri tanpa dipangku, tanpa ditutup hidung, tanpa dimuntahin!

I know, i know, buat ibu-ibu yang baik hati keadaan kaya gitu sih biasa. Tapi buat saya ini betul-betul sebuah keajaiban. Ngga usah protes, ya :))

Alhamdulillah persis seminggu Koosha sakit akhirnya sembuh juga. Gampang minum obatnya juga nerus sampai ayahnya pulang. Biasanya kalau ada ayahnya dia jadi super manja, tapi ternyata ngga. Mungkin karena sekarang ibunya lebih sabar jadi dia senang berdekatan sama ibunya walau ada ayahnya hehe.

I'm not saying i'm fully change now. I'm struggling now and then. Wish me luck ;)


Tuesday, October 19, 2010

Am I Crazy?

Is it common having thought that your son is dying and soon will die when he got sick? Or is it only me?

This feeling so overwhelming, makes me hard to breathe. I cried only by looking his pale face, his tiny fingers, and his messy hair.

Thx God, he's getting better after a week having diarrhea and high fever. I can breathe again, I can smell his smile again :)

Blogger templates made by AllBlogTools.com

Back to TOP