Thursday, July 31, 2008

Emak Sadis

Koosha punya kebiasaan yang bikin emaknya pusing, kalau udah ngantuk banget dia pasti motah, kelojotan, ampul-ampulan, anjrut-anjrutan alias ga bisa diem. Kadang-kadang pake bonus nangis segala. 

Akhirnya aku nemu cara (yang sementara ini) ampuh untuk membuatnya tidur: didongengin. 

Pertama dongeng kisah si kancil dan buaya. Aman. Dongeng hari kedua cerita dari halaman belakang tabloid Nakita, kisah anak serigala yang ngga sabaran kepingin nyeberang sungai. Aman lagi. Hari ini, yang kepikiran adalah dongeng Timun Mas. Meskipun ngga hafal semua cincay lah bisa ngarang bebas.

Sampai adegan suami isteri itu dapet anak, Koosha masih anteng terkantuk-kantuk. Kadang-kadang dia tertawa, bikin emak yang sedang ngarang bebas ini melanjutkan dengan semangat.

"Iya, de, Buto Ijo datang ke rumah mereka, menagih janji mengambil Timun Mas."

Koosha masih terkantuk-kantuk.

"Sang isteri ketakutan. Ia panggil suaminya. Suaminya yang juga ketakutan memberanikan diri keluar menghadapi buto ijo, sementara sang isteri gemetar mengintip dari balik pintu." 

Koosha mulai menatapku terbengong-bengong. 

"Wahai buto ijo, bisakah kau menunda mengambil anak kami. Sekarang dia masih balita. Masih kurus. Dagingnya belum banyak. Belum bisa dimakan enak. Rasa dagingnya pun masih pahit. Datanglah sepuluh tahun lagi, Timun Mas pasti akan jadi anak yang sehat, gemuk, banyak dagingnya. Saat itu engkau pasti memakan Timun Mas dengan nikmat."

Koosha langsung nangis. 

Haha. Baru sadar kalau dongeng itu sangat tidak cocok sebagai pengantar tidur bayi. 

Dongeng pun kemudian berganti menjadi cerita Bawang Merah Bawang Putih. Tak lupa sebelum dimulai aku memberi petuah bijak kepada Koosha, 

"Jangan benci bawang merah, ya. Bawang merah juga enak buat masakan!"

Dan Koosha pun tertidur dengan tenang...




0 comments:

Blogger templates made by AllBlogTools.com

Back to TOP