Mengenang Persalinan
Tiga hari sebelum bersalin, aku ke tempat sepupu yang baru lahiran. Sepupuku ini jago karate, tomboi, independent, pokoknya wonder woman deh. Tapi, pas lahiran dia bilang dia nge-rock. Tiap kontraksi dia teriak-teriak ngomelin suaminya.
Sejak awal hamil aku pun sudah berniat seperti itu. Kalau nanti aku bersalin aku akan ngomelin lumba-lumba, jambak-jambak, pukul-pukul, cakar-cakar, tendang-tendang. Tapi, bo, kenyataannya berkata lain. Karena stress, aku muntah-muntah. Mungkin sampai lima kali, yang terakhir malah muntah kuning saking udah ga ada yang bisa dimuntahin lagi. Jadilah aku nge-dangdut, ga sanggup nge-rock. Aku cuma sanggup bilang sakit dengan mendayu-dayu dua kali, sekali ke lumba-lumba sekali ke dokternya. Bukan karena aku tabah, tapi karena kehabisan tenaga.
Beruntung sekali lumba-lumba terlepas dari jeratan kekerasan dalam rumah tangga...
Tapi, karena terlepas dari KDRT itulah sehabis melahirkan, dengan semena-menanya lumba-lumba komentar,
"Kok, ngelahirin gitu doang? Ngga kaya yang dibilang orang-orang?"
Busyet!
0 comments:
Post a Comment